Medan Hari Ini – Penipuan yang dilakukan seorang Remaja di Inggris ini di proses hukum usai Cian sekitar 128 Juta dari ratusan kartu kredit yang ia peroleh dari situs palsu besutannya.
Remaja asal Lincolnshire, Inggris tersebut membangun Web Phising yang memberikan voucher hadiah populer namun palsu yang bernama “Love2Shop“.
Ia memperoleh informasi kartu kredit dan kode claim Voucher hadiah dari pembeli yang tak curiga, Alhasil ia pun sukses dalam melancarkan aksinya. Remaja tersebut juga menyisipkan Google Ads demi bisa mengiklankan Web Phising nya tersebut. Maka dari itu situsnya mucul di urutan teratas dari hasil pencarian.
Selain itu jumlahnya mencapai sekitar 2000 nomor kartu kredit dan juga 197 akun Paypal.
Dikutip melalui Screenrant, Kode voucher seharga £6.539 (Kurang lebih Rp 128 Juta) ia peroleh selama situsnya berjalan dari tanggal 9-16 April 2020. Kemudian Voucher tersebut diubah menjadi kartu Love2Shop. Lanjut ia gunakan untuk membelu mata uang kripto demi membersihkan tindakannya tersebut.
Bak Bangkai yang terkuak, Aksinya mulai diselidiki oleh pemilik asli situs asli Love2Shop usai menerima sejumlah keluhan pelanggan. Tertangkap, Ia pun mengakui dengan alasan tuduhan pencucian uang dan Penipuan dengan perwakilan palsu. Akan tetapi ia tak harus menjalani hukuman penjara akibat usianya. Akhirnya ia dijatuhi hukuman untuk program rehabilitasi remaja dalam kurun waktu 12 bulan sebagai gantinya.
Maraknya Penipuan Cryptocurrency
Kasus remaja asal Lincolnshire yang terkuak tersebut merupakan contoh dari penipuan Cryptocurrency dan juga serangan ransomware yang semakin marak akhir-akhir ini. Adalah peretasan Colonial Pipeline yang menonjol di waktu belakangan ini. Ini yang menyebabkan disebagian besar wilayah Amerika Serikat kekurangan bahan bakar di awal tahun.
Aplikasi kencan online pun akhirnya malah menjadi korban. Laporan yang serupa juga menargetkan para lajang yang sedang kasmaran. Untuk melancarkan kejahatannya melalui aplikasi kencan online yang populer seperti Bumble, Grindr dan juga Tinder.
Para pelaku kejahatan tersebut juga meakukan penipuan dengan metode pertukaran SIM dan juga melakukan Cloning suara dengan Kecerdasan buatan demi menipu pihak bank dengan meraup keuntungan jutaan dollar Amerika.