Medanhariini.com – Wabah Virus Marburg (MVD) melonjak di Rwanda, Afrika Tengah. Terdapat 26 kasus positif dan setidaknya 6 diantaranya tewas diakibatkan virus tersebut.
Dikutip dari DetikHealth, Seorang Epidemolog Dicky Budiman menuturkan bahwa pemerintah Indonesia perlu mewanti-wanti penyebaran virus tersebut. Soalnya, Virus ini tidak menutup kemungkinan untuk berpotensi masuk ke Republik ini.
“Kalau bicara (soal virus Marburg) masuk ke Indonesia, Ya bisa. Bisa sekali. Jadi pengawasan di pintu masuk negara seperti pelabuhan harus diperketat. Terutama dari negara-negara yang wabahnya sedang aktif.” Pungkasnya pada Selasa (1 Oktober 2024) melalui Detikcom.
Dicky menjelaskan bahwa tingkat kasus kematian (CFR) dari virus marburg ini terbilang tinggi, dari 25 hingga 88 persen. Baginya, Rendah atau tingginya CFR dipicu oleh kecepatan deteksi dini.
“Jadi virus ini sebetulnya bukan virus yang baru ditemukan, tapi sudah ditemukan, tapi sudah ditemukan pada tahun 1967. Saat itu terjadi wabahnya di Jerman dan Sebia,” Tuturnya.
Dicky juga memaparkan bahwa virus ini mempunyai Reproduction Number (Ro) dengan kisaran 2 sampai 3. Ini menandakan setiap orang terpapar virus bisa menularkan 3 hingga 3 orang lainnya tanpa perantara.
“Penularannya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti darah, urin, air liur, keringat, atau bahkan muntahan. Bahkan bisa dari benda yang terkontaminasi oleh oleh cairan tubuh pasen,” Sebutnya.
Disamping itu, virus ini juga bisa melakukan penularan dari hewan ke manusia seperti kalong buah hingga monyet yang telah terinfeksi.
“Gejala MVD ini mirip Ebola, dengan demam tinggi, Sakit kepala hebat, nyeri sendi, bahkan diare dan muntah.” Jelasnya.