Berita Medan Hari Ini – Terlihat sebuah unggahan video yang diunggah di media sosial dimana terlihat siswa-siswi murid SD Al-Hidayah di desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang melakukan kegiatan belajar mengajar diluar ruang kelas sekolah.
Hal ini disebabkan ruang kelas sekolah dari SD tersebut di segel menggunakan kayu dan digembok oleh 3 orang yang mengaku dari warga sekitar.
menurut keterangan Ridwan Ahmadi selaku Kepala Sekolah SD Al-Hidayah, ia menuturkan bahwa terdapat 3 orang yang hendak menyegel ruangan kelas.
“Saat anak-anak masih belajar lalu datang 3 orang yang mau menyegel ruangan kelas, lalu saya menyaksikan,” sebutnya dikutip melalui Digtara.com oleh Suara.com pada Kamis (1 September 2022).
Ridwan juga sebutkan sempat cekcok dengan 3 orang tersebut yang melakukan penyegelan ruangan kelas tersebut.
Pasalnya tak ada titik temu, ketiga orang tersebut tetap bersikeras menunggu para siswa keluar kelas.
“Setelah siswa keluar, mereka langsung pasang kayu tersebut di pintu dan digembok. Hingga saat ini pintu belum dibuka. Jadi anak-anak tersebut tetap belajar walau diluar kelas,” ungkapnya. Ia juga sudah membuat laporang terhadap 3 orang tersebut.
“Itu kenapa sengaja atau tidak, saya buka segel kayunya supaya proses hukum tetap berlanjut,” imbuhnya.
Ridwan sangat menyayangkan perbuatan dari ketiga orang tersebut karena datang tanpa menunjukkan surat apapun dan langsung melanjutkan penyegelan.
Ia berharap agar pihak kepolisian dapat menindaklanjuti kasus tersebut supaya kegiatan belajar mengajar dapat kembali dilakukan seperti biasa.
Dalam percakapan di video tersebut Ridwan mengatakan untuk meminta tolong kepada Presiden dan Kapolri maupun Menteri Pendidikan untuk membantu masalah tersebut.
“Saya minta tolong ke Bapak Presiden, Kepada Bapak Kapolri, Kepada Bapak Menteri Pendidikan. Ini anak-anak murid saya, tadi pagi pintu sekolah kami di segel oleh oknum warga dengan alasan yang belum jelas, terpaksa kami belajar di emperan sekolah.”
ia pun melanjutkan “Mudah-mudahan dapat segera ditindaklanjuti, Saya mewakili anak-anak murid saya, Ini sebagian anak kurang mampu, Ada anak yatim juga mereka sekolah gratis pak, ngga bayar, Kalo tetmpatnya dipaksa dibuka nanti bakal ribut, Anak-anak takut, Guru-guru juga takut,” Tutup Ridwan.